Runtime (0.00544 seconds)
#51

Interpretation of ( Ibrahim 9 ) in Malay by Abdullah Muhammad Basmeih - ms


[ أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا اللَّهُ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرَدُّوا أَيْدِيَهُمْ فِي أَفْوَاهِهِمْ وَقَالُوا إِنَّا كَفَرْنَا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ وَإِنَّا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَنَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ ] - إبراهيم 9

#52

Interpretation of ( Ibrahim 44 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُمْ مِنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِنْ زَوَالٍ ] - إبراهيم 44

#54

Interpretation of ( Ibrahim 9 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا اللَّهُ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرَدُّوا أَيْدِيَهُمْ فِي أَفْوَاهِهِمْ وَقَالُوا إِنَّا كَفَرْنَا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ وَإِنَّا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَنَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ ] - إبراهيم 9

#55

Interpretation of ( Yunus 31 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ ] - يونس 31

#56

Interpretation of ( An-Nahl 35 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ وَقَالَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ نَحْنُ وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ ] - النحل 35

#57

Interpretation of ( Al-Ma'idah 8 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ] - المائدة 8

#58

Interpretation of ( Yunus 92 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ ] - يونس 92

#59

Interpretation of ( Al-Baqarah 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[2 ~ AL-BAQARAH (SAPI) Pendahuluan: Madaniyyah, 286 ayat ~ Surat yang termasuk dalam kelompok Madaniyyah yang diturunkan di Madinah setelah hijrah ini, adalah surat terpanjang di antara seluruh surat al-Qur'ân. Surat ini mulai memerinci hal-hal yang disebutkan secara singkat dan global pada surat sebelumnya (al-Fâtihah). Pada surat ini, misalnya, selain ditegaskan bahwa al-Qur'ân adalah sumber petunjuk kebenaran, juga disebut ihwal orang-orang yang memperoleh keridaan Allah dan orang-orang yang mendapatkan kemurkaan-Nya, yaitu golongan kafir dan munafik. Setelah penegasan bahwa al-Qur'ân adalah kitab petunjuk yang tidak diragukan kebenarannya, pada surat ini mulai dibicarakan tiga kelompok manusia, yaitu kelompok Mukmin, kafir dan munafik, seraya mengajak umat manusia untuk menyembah Allah semata dengan memberi ancaman bagi orang kafir dan kabar gembira bagi orang Mukmin. Kemudian, surat ini secara khusus berbicara mengenai Banû Isrâ'îl dan mengajak mereka untuk kembali kepada kebenaran. Mereka diingatkan tentang hari-hari Allah, tentang kejadian-kejadian yang menimpa mereka ketika menyertai Mûsâ a. s., tentang Ibrâhîm dan Ismâ'îl a. s. yang membangun Ka'bah. Di sela-sela pembicaraan mengenai kisah Banû Isrâ'îl yang cukup panjang hingga hampir mencapai setengah isi surat, seringkali didapati ajakan kepada orang-orang Mukmin untuk mengambil pelajaran dari apa yang telah menimpa orang-orang Yahudi dan Nasrani itu. Selanjutnya, pembicaraan beralih kepada Ahl al-Qur'ân (orang-orang Mukmin) dengan mengingatkan kesamaan antara umat Mûsâ a. s. dan umat Muhammad saw. yang berasal dari keturunan Ibrâhîm a. s. Disebut pula ihwal kiblat dan sebagainya, lalu diutarakan pula tentang tauhid dan tanda-tanda kemahaesaan Allah, tentang syirik, tentang makanan yang diharamkan dan penegasan bahwa hanya Allahlah yang berhak menghalalkan dan mengharamkan sesuatu. Beberapa prinsip kebajikan juga dijelaskan dalam surat ini, seperti hukum puasa, wasiat, larangan memakan harta secara tidak benar, hukum kisas, hukum perang, manasik haji, larangan meminum khamar dan berjudi, hukum nafkah, larangan riba, hukum jual beli dan utang piutang, hukum nikah, talak, idah, dan sebagainya. Masalah tauhid, kenabian dan hari kebangkitan yang merupakan pokok-pokok akidah, juga disebutkan dalam surat ini. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan doa orang-orang Mukmin agar Allah memberi pertolongan dan kemenangan kepada mereka. Ada beberapa kaidah yang dapat dipetik dari surat ini, antara lain, bahwa: a. hanya dengan mengikuti jalan Allah dan melaksanakan ajaran-ajaran agama-Nya, umat manusia akan dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat; b. tidak selayaknya orang yang berakal mengajak orang lain kepada kebenaran dan kebajikan, sedangkan ia tidak melakukannya; c. wajib hukumnya mendahulukan kebaikan daripada kejahatan dan membuat suatu prioritas dengan melakukan yang terbaik dari yang baik; d. pokok-pokok ajaran agama ada tiga, yaitu beriman kepada Allah, beriman kepada hari kebangkitan dan melakukan amal salih. Dan bahwa ganjaran itu diperoleh atas dasar keimanan dan amal sekaligus; e. syarat keimanan adalah tunduk dan pasrah kepada apa-apa yang dibawa oleh Rasul; f. bahwa orang-orang non Muslim tidak akan merasa puas sampai orang-orang Islam mengikuti agama mereka; g. kekuasaan yang benar dalam agama, harus berada di tangan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berlaku adil, bukan di tangan orang-orang kafir dan zalim; h. beriman kepada agama Allah sebagaimana yang diturunkan-Nya, mengarah kepada kesatuan dan persatuan, sementara meninggalkan petunjuk-Nya akan menimbulkan perselisihan dan perpecahan; i. perkara-perkara yang terpuji bisa dicapai dengan kesabaran dan salat. Bahwa taqlîd (mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui dasarnya) adalah tidak benar dan dapat menimbulkan kebodohan dan kefanatikan; j. Allah Swt. menghalalkan bermacam-macam makanan yang baik kepada hamba-Nya dan mengharamkan dalam jumlah terbatas hal-hal yang kotor. Siapa pun selain Allah tidaklah berhak menentukan haram halalnya; k. sesuatu yang diharamkan dapat menjadi halal bagi orang yang dalam keadaan terpaksa, karena keadaan darurat dapat menghalalkan sesuatu yang dilarang dalam batas-batas tertentu; l. agama ditegakkan atas dasar kemudahan dan menghilangkan kesulitan. Allah tidak membebani manusia sesuatu di atas kemampuannya; m. menjerumuskan diri sendiri ke dalam kehancuran haram hukumnya; n. untuk mencapai sesuatu tujuan, seseorang harus menempuh jalan yang akan mengarah kepadanya (hukum sebab akibat); o. pemaksaan dalam beragama tidak dibenarkan; p. berperang melawan musuh diperintahkan untuk membela diri, demi menjamin kebebasan beragama dan tegaknya Islam dalam masyarakat; q. seorang Muslim boleh mengejar kebahagiaan di dunia sebagaimana ia melaksanakan kewajibannya demi kebahagiaan di akhirat; r. sesungguhnya sadd al-dzarâ'i' (mencegah perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada perbuatan haram) dan pencapaian maslahat, merupakan maqâshid syar'iyyah (tujuan-tujuan umum syariat Islam); s. keimanan dan kesabaran merupakan faktor penyebab kemenangan minoritas yang adil atas mayoritas yang tiran; t. memakan harta orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan adalah haram hukumnya; u. ganjaran seseorang ditentukan oleh amal perbuatannya sendiri, bukan amal perbuatan orang lain; v. Hikmah al-tasyrî' (falsafah hukum Islam) dapat dibuktikan oleh akal sehat, karena hukum Islam mengandung kebenaran, keadilan dan maslahat manusia.]] Alif, Lâm, Mîm. Allah Swt. memulai dengan huruf-huruf eja ini untuk menunjukkan mukjizat al-Qur'ân, karena al-Qur'ân disusun dari rangkaian huruf-huruf eja yang digunakan dalam bahasa bangsa Arab sendiri. Meskipun demikian, mereka tidak pernah mampu untuk membuat rangkaian huruf-huruf itu menjadi seperti al-Qur'ân. Huruf-huruf itu gunanya untuk menarik perhatian pendengarnya karena mengandung bunyi yang berirama. ] - Interpretation of ( Al-Baqarah 1 )

[ الم ] - البقرة 1

#60

Interpretation of ( An-Nahl 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[16 ~ AN-NAHL (LEBAH) Pendahuluan: Makkiyyah, 128 ayat ~ Surat ini termasuk dalam kelompok surat Makkiyyah, kecuali tiga ayat terakhir yang termasuk dalam surat Madaniyyah. Surat yang terdiri atas 128 ayat ini dimulai dengan penegasan Allah akan ancaman-Nya terhadap orang-orang musyrik dan penjelasan tentang kekuasaan-Nya dalam melaksanakan ancaman itu. Hal ini dibuktikan dengan penciptaan langit dan bumi. Beberapa karunia yang diberikan kepada manusia seperti penciptaan unta, menumbuhkan tanaman dan segala makhluk laut, seperti segala jenis ikan yang bisa dimakan dan mutiara-mutiara yang dapat dijadikan perhiasan juga dijelaskan. Selanjutnya Allah mengisyaratkan konsekuensi dari nikmat yang telah diberikan, yaitu keharusan bersyukur kepada-Nya dan kewajiban menyembah hanya kepada-Nya. Di samping itu, diisyaratkan juga sikap orang-orang musyrik dalam menyambut seruan kepada ajaran tauhid dan pendustaan yang mereka lakukan terhadap al-Qur'ân. Mereka menuduh bahwa al-Qur'ân adalah termasuk dongeng-dongeng dan legenda orang-orang terdahulu. Kemudian, di bagian lain, Allah menunjukkan siksa bagi orang-orang musyrik dan nikmat bagi orang-orang Mukmin pada hari kiamat. Lalu dijelaskan pula mengenai keingkaran orang-orang musyrik terhadap hari kebangkitan. Allah menolak keingkaran mereka dengan menjelaskan kekuasaan-Nya dan menegaskan janji-Nya kepada orang-orang Mukmin dan ancaman-Nya terhadap orang-orang musyrik. Setelah itu Allah mendekatkan gambaran kebenaran hari kiamat melalui kekuasan-Nya kepada mereka dan ketundukan seluruh alam hanya kepada-Nya. Di surat ini, dijelaskan pula bahwa Allahlah yang akan membuka tabir kepalsuan dari keyakinan orang-orang musyrik mengenai kekuasaan tuhan-tuhan yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudarat sama sekali dan kekeliruan mereka dalam memandang wanita, baik kecil maupun dewasa. Kemudian, dalam surat ini Allah juga menyebutkan kisah beberapa rasul sebelum Muhammad, pelajaran yang harus dipetik dari penciptaan-Nya terhadap segala sesuatu termasuk pelbagai nikmat-Nya kepada manusia, keterpautan rezeki yang membuat orang kaya memiliki kelebihan dari orang fakir, nikmat-nikmat-Nya yang diberikan kepada manusia dalam penciptaan laki-laki maupun perempuan dan keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antara keduanya. Lalu Allah memberikan perumpamaan untuk menjelaskan kekuasaan-Nya dan mengajak untuk memperhatikan kehebatan berbagai ciptaan-Nya yang menunjukkan kebesaran Pencipta dan kemurahan nikmat-Nya, serta sikap orang-orang musyrik dalam menerima nikmat-nikmat yang besar itu. Setelah menjelaskan pandangan-pandangan Islam tentang keadilan, tentang pentingnya menjalin hubungan dengan menepati janji, tentang mukjizat al-Qur'ân serta keingkaran dan tuduhan orang-orang musyrik terhadap mukjizat itu, Allah menunjukkan keadaan orang-orang musyrik pada hari kiamat dan bagaimana dahulu mereka menghalalkan dan mengharamkan sesuatu tanpa alasan. Di bagian akhir surat ini disinggung tentang orang-orang Yahudi yang selalu mendekati orang-orang musyrik. Dijelaskan juga bahwa hukuman balasan itu hendaknya sesuatu yang sepadan, dan orang-orang Mukmin hendaknya selalu bersabar, bertakwa dan berbuat baik.]] Yakinilah, hai orang-orang musyrik, bahwa ancaman Allah kepada kalian pada hari kiamat tidak diragukan lagi pasti akan tiba saatnya. Maka janganlah kalian mengolok-olok dengan meminta agar kedatangan itu dipercepat. Mahasuci Allah dari sekutu yang berhak disembah dan dari segala sesuatu yang kalian sekutukan, yaitu tuhan-tuhan yang tidak memiliki kemampuan apa-apa. ] - Interpretation of ( An-Nahl 1 )

[ أَتَى أَمْرُ اللَّهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ ] - النحل 1