Duración (0,00466 segundos)
#21

Interpretation of ( At-Tawba 25 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Allah telah menolong kalian, wahai orang-orang Mukmin, atas musuh-musuh kalian di berbagai medan pertempuran dengan kekuatan iman kalian. Ketika pada perang Hunain kalian tertipu oleh jumlah kalian yang banyak, Allah membiarkan kalian dulu, sehingga jumlah kalian yang banyak itu sama sekali tidak bermanfaat bagi kalian sehingga musuh kalian pun menang. Karena ketakutan yang sangat, maka bumi terasa sempit bagi kalian sehingga kalian tidak menemukan jalan untuk berperang atau menyelamatkan diri secara terhormat. Kebanyakan kalian tidak menemukan cara untuk selamat kecuali dengan melarikan diri. Kemudian, kalian pun melarikan diri dalam keadaan kalah. Dan kalian tinggalkan Rasulullah bersama sedikit orang-orang Mukmin(1). (1) Pertempuran Hunain terjadi antara orang-orang Islam dengan kabilah Tsaqif dan Hawazin. Tentara Islam pada saat itu berjumlah dua belas ribu orang, dan tentara kafir berjumlah empat ribu orang. Tentara kafir itu sangat gigih dalam pertempuran, karena kehancuran mereka berarti kehancuran bagi kekuasaan penyembah berhala di Arab. Sebagaimana diketahui bahwa Mekah telah ditaklukkan beberapa waktu sebelumnya. Dalam pertempuran Hunain, orang-orang Mukmin yang memiliki kekuatan yang lebih besar dari pasukan kaum musyrik, merasa sombong. Kesombongan itulah yang menyebabkan pertempuran itu, pada giliran pertama dimenangkan oleh pihak musuh. Tetapi pada akhirnya dapat dimenangkan oleh orang-orang Mukmin. Dari pertempuran ini dapat dipetik suatu pelajaran bahwa jumlah yang banyak bukan merupakan faktor utama bagi sebuah kemenangan. Hal itu lebih ditentukan oleh jiwa patriotisme. ] - Interpretation of ( At-Tawba 25 )

[ لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ ] - التوبة 25

#22

Interpretation of ( Al-Waqi'a 76 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Aku benar-benar bersumpah demi tempat-tempat tenggelamnya bintang-bintang di penghujung malam, yaitu waktu-waktu untuk salat tahajud dan istigfar. Sumpah itu--bila kalian pikirkan kandungannya--sangat penting dan mempunyai pengaruh yang amat dalam. (1) (1) Dua ayat ini menjelaskan betapa pentingnya sumpah yang diucapkan itu. Bintang merupakan benda langit yang bersinar sendiri. Di antara bintang-bintang itu, yang paling dekat dengan planet kita adalah matahari dengan jarak ± 500 tahun cahaya. Sedang bintang yang terdekat berikutnya berjarak ± 4 tahun cahaya. Energi yang kita dapatkan dari matahari merupakan komponen utama kehidupan. Seandainya jarak antara matahari dan bumi lebih jauh atau lebih dekat dari yang ada sekarang, kehidupan ini akan menjadi demikian sulit dan bahkan hampir mustahil. Di samping itu, besar-kecilnya bintang-bintang itu pun beragam pula. Ada yang berukuran besar dan ada pula yang berukuran lebih kecil. Di antara yang berukuran besar itu adalah matahari yang jaraknya dengan bumi seperti yang ada sekarang. Selain itu, terdapat pula gugusan bintang yang disebut tandan, beredar di luar angkasa dan sesekali melintasi galaksi Bimasakti. Pada saat melintasi Bimasakti itu, apabila secara kebetulan gugusan itu menabrak tata surya kita, maka akan terjadi kehancuran. Begitu juga bila terjadi, umpamanya, suatu bintang mendekati matahari, maka akan merusak keseimbangan dan akhirnya membawa kepada kehancuran juga. Dari itu, tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat dijadikan pelajaran tampak pada alam semesta yang Dia ciptakan dan Dia atur. ] - Interpretation of ( Al-Waqi'a 76 )

[ وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ ] - الواقعة 76

#23

Interpretation of ( Al-Waqi'a 75 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Aku benar-benar bersumpah demi tempat-tempat tenggelamnya bintang-bintang di penghujung malam, yaitu waktu-waktu untuk salat tahajud dan istigfar. Sumpah itu--bila kalian pikirkan kandungannya--sangat penting dan mempunyai pengaruh yang amat dalam. (1) (1) Dua ayat ini menjelaskan betapa pentingnya sumpah yang diucapkan itu. Bintang merupakan benda langit yang bersinar sendiri. Di antara bintang-bintang itu, yang paling dekat dengan planet kita adalah matahari dengan jarak ± 500 tahun cahaya. Sedang bintang yang terdekat berikutnya berjarak ± 4 tahun cahaya. Energi yang kita dapatkan dari matahari merupakan komponen utama kehidupan. Seandainya jarak antara matahari dan bumi lebih jauh atau lebih dekat dari yang ada sekarang, kehidupan ini akan menjadi demikian sulit dan bahkan hampir mustahil. Di samping itu, besar-kecilnya bintang-bintang itu pun beragam pula. Ada yang berukuran besar dan ada pula yang berukuran lebih kecil. Di antara yang berukuran besar itu adalah matahari yang jaraknya dengan bumi seperti yang ada sekarang. Selain itu, terdapat pula gugusan bintang yang disebut tandan, beredar di luar angkasa dan sesekali melintasi galaksi Bimasakti. Pada saat melintasi Bimasakti itu, apabila secara kebetulan gugusan itu menabrak tata surya kita, maka akan terjadi kehancuran. Begitu juga bila terjadi, umpamanya, suatu bintang mendekati matahari, maka akan merusak keseimbangan dan akhirnya membawa kepada kehancuran juga. Dari itu, tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat dijadikan pelajaran tampak pada alam semesta yang Dia ciptakan dan Dia atur. ] - Interpretation of ( Al-Waqi'a 75 )

[ فَلَا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ ] - الواقعة 75

#24

Interpretation of ( Al-Hijr 22 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Kami meniupkan angin untuk membawa hujan dan bibit-bibit tanaman. Dari air hujan itu Kami menyirami kalian. Itu semua tunduk di bawah kehendak Kami. Tak seorang pun dapat mengendalikannya hingga menjadi bagai khazanah miliknya(1). (1) Ayat ini menunjukkan apa yang dibuktikan oleh perkembangan ilmu pengetahuan modern bahwa angin merupakan faktor penting dalam penyerbukan pada tumbuh-tumbuhan. Selain itu, sebelum awal abad dua puluh belum pernah diketahui bahwa angin membuahi awan dengan sesuatu yang menghasilkan hujan. Sebab, proton-proton yang terkonsentrasi di bawah molekul-molekul uap air untuk menjadi rintik-rintik hujan yang ada di dalam awan, merupakan komponen utama air hujan yang dibawa angin ke tempat berkumpulnya awan. Proton-proton itu mengandung unsur garam laut, oksida dan unsur debu yang dibawa angin. Itu semua merupakan zat penting yang menciptakan hujan. Selain itu, ditemukan pula bahwa hujan terjadi dari siklus perputaran air. Mulai dari penguapan air di permukaan bumi dan permukaan laut dan berakhir dengan turunnya kembali uap itu ke atas permukaan bumi dan laut dalam bentuk air hujan. Air hujan yang turun itu menjadi bahan penyiram bagi semua makhluk hidup, termasuk bumi itu sendiri. Air hujan yang turun itu tidak dapat dikendalikan atau ditahan, karena akan meresap ke dalam tubuh berbagai makhluk hidup dan ke dalam tanah untuk kemudian menguap lagi. Dan begitu seterusnya. Dari sini jelaslah makna bagian akhir ayat ini yang berbunyi wa mâ antum bi khâzinîn yang berarti 'kalian tidak akan dapat mencegah turunnya atau terserapnya hujan dari dan di dalam langit, dalam bentuk uap'. ] - Interpretation of ( Al-Hijr 22 )

[ وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ ] - الحجر 22

#25

Interpretation of ( Al Imran 27 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Dengan hukum sebab akibat yang Engkau tetapkan, Engkau memasukkan sebagian waktu malam ke dalam waktu siang yang membuat siang menjadi lebih panjang, dan memasukkan sebagian waktu siang ke dalam waktu malam yang membuat malam menjadi lebih panjang. (1) Engkau mendatangkan sesuatu yang memiliki sifat hidup dari sesuatu yang tidak memilikinya dan mendatangkan sesuatu yang mati dari sesuatu yang hidup. Engkau bebas memberikan karunia luas-Mu kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, sejalan dengan hukum kemahabijaksanaan-Mu. Tak seorang pun dapat mengawasi-Mu. Dan Engkau yang memiliki sifat-sifat seperti ini, tentu tak akan menjadi lemah dengan memberi kepemimpinan, kekuasaan, kekayaan dan kemudahan kepada rasul dan hamba-hamba pilihan-Mu, sebagaimana telah Engkau janjikan(2). (1) Keadaan ini terjadi di sejumlah negara yang jauh dari garis katulistiwa. Di negara-negara itu perbedaan waktu siang dan malam berubah sedemikian rupa di setiap musim. (2) Siklus kehidupan dan kematian merupakan rahasia keajaiban alam dan rahasia kehidupan. Ciri utama siklus ini adalah bahwa zat-zat hitrogen, karbon dioksida, nitrogen dan garam yang nonorganik di bumi, berubah menjadi zat-zat organik yang merupakan bahan kehidupan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, berkat bantuan sinar matahari. Selanjutnya, zat-zat itu kembali menjadi mati dalam bentuk kotoran makhluk hidup dan dalam bentuk tubuh yang aus karena faktor disolusi bakteri dan kimia yang mengubahnya menjadi zat non organik untuk memasuki siklus kehidupan baru. Begitulah, Sang Pencipta Yang Mahakuasa mengeluarkan kehidupan dari kematian dan mengeluarkan kematian dari kehidupan, di setiap saat. Siklus ini terus berputar dan hanya terjadi pada makhluk yang diberi kehidupan, seperti bibit tanaman, misalnya. Ayat ini mengingatkan ilmuwan akan keajaiban penciptaan kehidupan dari benda yang mati, kemudian pengulangan siklus itu seperti diterangkan tadi. ] - Interpretation of ( Al Imran 27 )

[ تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ ] - آل عمران 27

#26

Interpretation of ( Al-Muminoon 71 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Seandainya kebenaran itu mengikuti keinginan hawa nafsu mereka, tentu kerusakan dan kejahatan akan merajalela di muka bumi dan, tentu, keinginan itu akan saling bertentangan. Akan tetapi, Kami menurunkan al-Qur'ân kepada mereka yang mengingatkan pada kebenaran yang diakui oleh semua orang. Tetapi, meskipun demikian, mereka tetap menolaknya(1). (1) Kata al-haqq dalam ayat ini termasuk kata homonim. Kata itu dapat berarti 'Allah Swt. ' seperti tersebut dalam ayat yang berbunyi Ta'âlâ Allâh-u al-Malik-u al-Haqq (Q., s. Thâhâ: 114). Dapat juga berarti 'al-Qur'ân' seperti tersebut dalam ayat Innâ arsalnâk-a bi al-haqq (Q., s. Fathir: 24), atau pengertian agama secara umum, termasuk di dalamnya al-Qur'ân dan al-Hadits, seperti pada ayat yang berbunyi Wa qul jâ'a al-haqq-u wa zahaq-a al-bâthil (Q., s.). Tampaknya makna yang paling dekat dengan pengertian ayat ini adalah makna pertama, yaitu bahwa yang dimaksud dengan kata al-haqq adalah Allah Swt. Dengan demikian, maksud ayat ini adalah sebagai berikut: 'Seandainya ketetapan Allah berjalan mengikuti keinginan dan kehendak hawa nafsu orang-orang kafir, tentu tata aturan yang melandasi langit dan bumi serta makhluk-makhluk lainnya ini tidak akan berjalan dengan baik. Akan tetapi, Allah memiliki hikmah yang sangat besar dan kekuasaan yang luar biasa. Ilmu-Nya pun meliputi seluruh makhluk-Nya. Hikmah-Nya terlaksana berkat pengaturan- Nya yang sangat akurat" Adapun keterangan al-Qur'ân bahwa di langit terdapat makhluk hidup, ini mengisyaratkan dua hal. Pertama, kita harus mengimaninya secara apa adanya, dengan penuh keyakinan, tanpa membahas perinciannya, sampai Allah sendiri yang akan menerangkan maksudnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang artinya berbunyi "Kami akan menunjukkan kepada mereka tanda- tanda kekuasaan kami di ufuk (alam raya, cakrawala) dan di dalam diri mereka sendiri". Kedua, bahwa kita dituntut untuk selalu melakukan penelitian sesuai kemampuan kita. Sebab, penemuan fakta-fakta ilmiah baru akan semakin memperkuat keimanan kita. Dan keimanan adalah sasaran utama yang hendak dicapai surat ini. ] - Interpretation of ( Al-Muminoon 71 )

[ وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ ] - المؤمنون 71

#27

Interpretation of ( Ar-Ra'd 4 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Bumi juga mengandung berbagai keajaiban. Ada kepingan-kepingan tanah yang saling berdekatan. Meskipun demikian, jenis tanahnya dapat berbeda-beda. Ada yang kering tandus, ada pula yang basah subur. Ada pula tanah yang, kalaupun jenisnya sama, menjadi lahan perkebunan anggur, lahan persawahan, dan lahan perkebunan korma. Kebun-kebun itu ada yang berkumpul di atas satu area, ada pula yang tumbuh berpisah-pisah. Selain itu, meskipun kebun-kebun itu disiram dan tumbuh dari sumber air yang sama, rasa yang dihasilkan oleh buah-buahannya beraneka ragam. Sungguh, di dalam keajaiban alam itu, benar-benar terdapat bukti yang jelas atas kemahakuasaan Allah bagi orang yang memiliki akal dan mau berfikir(1). (1) Ayat ini mengisyaratkan adanya ilmu tentang tanah (geologi dan geofisika) dan ilmu lingkungan hidup (ekologi) serta pengaruhnya terhadap sifat tumbuh-tumbuhan. Sudah diketahui secara ilmiah, bahwa tanah persawahan terdiri atas butir-butir mineral yang beraneka ragam sumber, ukuran dan susunannya; air yang bersumber dari hujan; udara; zat organik yang berasal dari limbah tumbuh- tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang ada di atas maupun di dalam lapisan tanah. Lebih dari itu, terdapat pula berjuta-juta makhluk hidup yang amat halus yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, karena ukurannya yang sangat kecil. Jumlahnya pun sangat bervariasi, berkisar antara puluhan juta sampai ratusan juta pada setiap satu gram tanah pertanian. Sifat-sifat tanah yang bermacam-macam itu, baik secara kimia, fisika maupun secara biologi, menunjukkan kemahakuasaan Allah Sang Pencipta dan kesempurnaan penciptaan-Nya. Tanah, seperti dikatakan sendiri oleh para petani, benar-benar berbeda dari satu jengkal ke satu jengkal lainnya. Para ahli menyatakan bahwa kekurangan salah satu zat utama yang diperlukan sebagai bahan makanan, akan mengakibatkan perubahan yang berpengaruh pada tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, para petani umumnya menggunakan pupuk yang sesuai dengan jenis tanah. Hal itu ternyata cukup berpengaruh pada buah yang dihasilkan, baik buah yang dihasilkan oleh pohon yang berasal dari satu jenis, maupun yang berbeda jenisnya. Allah Mahasuci, yang memiliki kerajaan segala sesuatu, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. ] - Interpretation of ( Ar-Ra'd 4 )

[ وَفِي الْأَرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الْأُكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ ] - الرعد 4

#28

Interpretation of ( Al-Muminoon 18 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Dari langit itu, Kami menurunkan hujan dengan hikmah dan kadar yang telah Kami tentukan. Untuk memudahkan pemanfaatannya, air hujan itu Kami simpan di dalam dan di atas permukaan bumi. Sesungguhnya, Kami Mahakuasa untuk menghilangkan air hujan dan menjadikan kalian tidak dapat memanfaatkankannya. Tetapi, karena sayang Kami kepada kalian, Kami tidak melakukan hal itu. Oleh karena itu, berimanlah dan bersyukurlah kepada Pencipta hujan itu(1). (1) Ayat ini mengisyaratkan fakta ilmu pengetahuan alam mengenai siklus air pada bumi. Proses penguapan air laut dan samudera akan membentuk awan yang kemudian menurunkan hujan sebagai sumber utama air bersih untuk permukaan bumi, di samping merupakan unsur terpenting bagi kehidupan. Air hujan yang turun di atas permukaan bumi itu kemudian membentuk sungai yang mengalirkan sumber kehidupan ke daerah-daerah kering dan jauh untuk, pada akhirnya, bermuara di laut. Secara alami, air itu berputar dari laut ke udara, dari udara ke daratan, dan dari daratan ke laut lagi. Dan begitu seterusnya. Akan tetapi, di antara air hujan itu ada yang meresap ke dalam perut bumi untuk kemudian berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Seringkali, air yang meresap itu menetap dan menjadi air tanah yang tersimpan di bawah kulit bumi untuk masa yang sangat panjang, seperti yang terdapat di bawah sahara barat Libya yang oleh beberapa penelitian mutakhir ditemukan telah berusia cukup lama. Komponen- komponen geologis yang menyimpan air itu bisa mengalami perubahan suhu--yang oleh para ahli disebut revolusi geologi--yang dapat membawanya ke tempat-tempat lain yang kering untuk kemudian menyuburkannya. Ayat ini menunjukkan suatu hikmah adanya distribusi air sesuai kadar yang telah ditentukan oleh Allah Sang Maha Penentu Yang Mahabijaksana untuk memberikan manfaat dan mencegah bahaya. Hikmah lain yang dapat diambil dari ayat ini adalah bahwa kehendak Allah Swt. menuntut tersimpannya sejumlah air di samudera dan lautan yang dapat menjamin keseimbangan suhu di muka bumi dan planet lainnya, agar tidak terjadi pertautan yang jauh antara suhu musim panas dan musim dingin yang tidak cocok dengan kehidupan. Selain itu, air hujan yang diturunkan di atas daratan pun telah ditentukan kadarnya, agar tidak terjadi kelebihan yang dapat menutup seluruh permukaan bumi, atau kekurangan hingga tidak cukup untuk menyirami bagian daratan lain. ] - Interpretation of ( Al-Muminoon 18 )

[ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ ] - المؤمنون 18

#29

Interpretation of ( An-Naml 22 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Saat itu Hudhud berada di suatu tempat yang tidak terlalu jauh. Beberapa saat kemudian burung itu mendatangi Sulaymân dan berkata, "Aku datang dari negeri Saba' membawa berita yang belum kau ketahui dan tidak perlu kau sangsikan kebenarannya. "(1). (1) Ayat ini dan dua ayat berikutnya adalah ayat-ayat yang secara khusus mengisahkan kerajaan Saba', salah satu kerajaan di kawasan Yaman di Arab Selatan, yang semenjak dahulu kala dikenal dengan sebutan "Negeri Arab Bahagia" (Al-'Arabiyyah al-Sa'îdah), sebuah sebutan yang menunjukkan betapa negeri itu merupakan negeri yang maju dan kaya. Yaman, seperti diketahui, telah memiliki peradaban sangat tinggi sejak tahun 2000 S. M. dengan perekonomiannya yang bersandar pada sistem agraria yang maju. Hal itu dimungkinkan oleh kesuburan tanah dan iklim yang stabil. Selain pertanian, peradaban Yaman juga ditunjang oleh perdagangan. Hal ini juga dimungkinkan karena letaknya yang strategis, yaitu sebagai penghubung daratan India, Etiopia (Habasyah), Somalia, Suriah (Syam) dan Iraq. Singkatnya, beberapa peninggalan mereka berupa bendungan besar yang dibangun untuk keperluan irigasi, dan yang paling populer di antaranya adalah bendungan Ma'rib (lihat Sayl al-'Arim, surat Saba': 16), bekas-bekas kota yang berbenteng, istana dan candi-candi masih bisa disaksikan sampai sekarang. Semua itu menunjukkan kemajuan sosial dan kekayaan negeri itu. Relief-relief yang sempat diabadikan oleh para penguasa mereka, di antaranya berupa undang-undang yang mengatur soal pemilikan harta tetap, merupakan alasan cukup kuat untuk menunjukkan kemajuan peradaban mereka. Puncak kejayaan kerajaan Saba' terjadi sezaman dengan masa Nabi Sulaymân a. s, sekitar tahun 10 S. M. Sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem kerajaan, sistem pemerintahan turun temurun. Semasa Sulaymân itu, yang menjadi penguasa Saba' adalah seorang wanita. Para ahli sejarah berbeda pendapat mengenai nama sang ratu itu. Orang-orang Arab menyebutnya Balqîs. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Balqîs dibantu oleh sebuah badan yang fungsinya kira-kira sama dengan Majelis Permusyawaratan saat ini (perhatikan ayat 28–33 surat ini). Sampai saat ini belum ada catatan sejarah yang mengatakan bahwa Saba' merupakan negara ekspansif, lebih dari negara perdagangan dan kafilah. Hanya sedikit saja peninggalan-peninggalan sejarah yang menyebut-nyebut soal ekspansi dan peperangan. Tugas dan fungsi tentara negeri itu terbatas hanya pada penjagaan benteng dan pengawalan kafilah-kafilah dagang. Rakyat negeri Saba' dikenal sebagai kaum paganis, sebagaimana dituturkan ayat ke-24 dari surat ini. Matahari dan bintang merupakan tuhan utama mereka, dan mereka mempersembahkan sajian dan dupa untuk tuhan-tuhan itu. ] - Interpretation of ( An-Naml 22 )

[ فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ ] - النمل 22