periode waktu pelaksanaan (0,00443 Kedua)
#21

Interpretation of ( An-Nisa' 153 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِنَ السَّمَاءِ فَقَدْ سَأَلُوا مُوسَى أَكْبَرَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالُوا أَرِنَا اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْ ثُمَّ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ فَعَفَوْنَا عَنْ ذَلِكَ وَآتَيْنَا مُوسَى سُلْطَانًا مُبِينًا ] - النساء 153

#22

Interpretation of ( Al-An'am 97 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ ] - الأنعام 97

#23

Interpretation of ( Al Imran 6 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

#24

Interpretation of ( Al-Baqarah 144 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ ] - البقرة 144

#26

Interpretation of ( Al-A'raf 160 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ وَقَطَّعْنَاهُمُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ أَسْبَاطًا أُمَمًا وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى إِذِ اسْتَسْقَاهُ قَوْمُهُ أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْبَجَسَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ وَظَلَّلْنَا عَلَيْهِمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْهِمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ ] - الأعراف 160

#27

Interpretation of ( Al-A'raf 73 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Kami utus kepada kaum Tsamûd(1) saudara mereka, Shâlih, yang berasal dari keturunan dan negeri mereka sendiri. Ajarannya sama dengan ajaran rasul-rasul yang datang sebelum dan sesudah dia. Ia berkata kepada mereka, "Sembahlah hanya Allah semata. Tidak ada tuhan yang patut disembah selain Dia. Telah datang untuk kalian bukti kebenaran risalah yang aku bawa dari Tuhan. yaitu berupa unta dengan ciri-ciri khusus. Di situ terdapat bukti yang jelas. Unta itu adalah milik Allah, maka biarkanlah dia memakan rumput di bumi Allah. Jangan kalian sakiti, sebab, dengan menyakitinya, kalian akan ditimpa siksa pedih yang memilukan. (1) Kaum Tsamûd merupakan generasi pertama dari Arab Bâ'idah, sama seperti 'Ad. Nama mereka tertera dalam ukiran-ukiran peninggalan raja Sarjoun II, salah seorang raja Asiria Baru pada tahun 715 SM. Mereka disebut sebagai termasuk bangsa-bangsa yang pernah ditaklukkan raja tersebut di sebelah utara semenanjung Arab. Tempat tinggal mereka, yang masyhur dalam buku-buku pakar Arab adalah di Hijr yang dikenal dengan kota-kota Shâlih di Wâdî al-Qurâ. Al-Ashtakhriy pernah mengunjungi tempat tersebut. Dia menyebutkan bahwa di situ terdapat sebuah sumur yang disebut dengan sumur Tsamûd. al-Mas'ûdiy dalam bukunya Murûj al-Dzahab, jilid I, halaman 259, menyebutkan bahwa tempat tinggal mereka berada di antara Syâm dan Hijâz sampai ke pantai laut Habasyah (Etiopia). Rumah-rumah mereka terpahat di gunung-gunung. Pada zaman al-Mas'ûdiy, peninggalan-peninggalan mereka masih tampak jelas bagi orang yang melakukan perjalanan haji dari Syâm di dekat Wâdî al-Qurâ. ] - Interpretation of ( Al-A'raf 73 )

[ وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ] - الأعراف 73

#28

Interpretation of ( An-Nur 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[24 ~ AN-NUR (CAHAYA) Pendahuluan: Madaniyyah, 64 ayat ~ Dalam surat yang mengandung 64 ayat ini Allah menerangkan perlunya membersihkan masyarakat dari praktik zina dan penyebaran kekejian, baik melalui perbuatan maupun perkataan, di kalangan kaum Mukmin, dan menetapkan hukuman yang menjerakan untuk itu. Selain itu, Allah Swt. menentukan hukum khusus bagi pelaku zina yang telah bersuami-istri karena masing-masing suami istri memungkinkan untuk saling percaya. Pembicaraan mengenai zina ini dilanjutkan dengan pembicaraan mengenai kebohongan yang berkaitan dengan zina dan bagaimana seharusnya orang-orang Mukmin menyikapi perkataan buruk yang tidak ditopang oleh bukti yang kuat. Setelah itu, dibicarakan pula etika memasuki rumah dan orang-orang yang dibolehkan melihat aurat wanita. Kemudian, setelah pembicaraan mengenai dakwah secara umum, dibicarkan pula soal kesucian diri. Pembicaraan selanjutnya mengenai cahaya Allah, zikir di masjid, perbuatan orang-orang kafir dan ihwal orang-orang yang membangkang. Pada sisi lain, ihwal orang-orang Mukmin ditampakkan dalam surat ini. Etika hidup berkeluarga, ihwal kerabat, anak-anak kecil dan orang dewasa dalam pergaulan, juga disinggung dalam surat ini. Di samping itu, disebutkan juga mengenai siapa saja yang boleh makan di meja makan mereka. Terakhir, surat ini menyebutkan sifat-sifat orang Mukmin ketika diajak oleh Rasulullah saw. untuk suatu tujuan bersama dan juga besarnya kekuasaan dan ilmu Allah Swt.]] Inilah surat yang Kami wahyukan dan Kami wajibkan hukum-hukum yang dikandungnya. Di dalamnya Kami menurunkan bukti-bukti yang jelas mengenai kemahakuasaan dan kemahaesaan Allah, dan bahwa kitab suci ini benar-benar berasal dari Allah agar kalian dapat mengambil pelajaran darinya. ] - Interpretation of ( An-Nur 1 )

[ سُورَةٌ أَنْزَلْنَاهَا وَفَرَضْنَاهَا وَأَنْزَلْنَا فِيهَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ] - النور 1

#29

Interpretation of ( Ar-Rahman 68 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Di dalam kedua surga itu terdapat pula aneka ragam buah-buahan, kurma dan delima. (1) (1) Ayat ini secara khusus menyebut dua nama buah, yaitu kurma dan delima, karena kedua buah itu memang mempunyai beberapa keistimewaan seperti yang kelak dibuktkan oleh ilmu pengetahuan modern. Secara kimiawi buah kurma mempunyai kandungan gula yang tinggi, sekitar 75%. Kandungan gula terbesar terdapat pada tebu dan cairan yang dihasilkan dari buah-buahan manis seperti anggur yang disebut fruktosa. Kurma merupakan buah yang mudah terbakar yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam memproduksi tenaga dan kalori yang sangat tinggi. Tampaknya di situlah letak hikmahnya mengapa Allah memerintahkan Maryam untuk memakan kurma muda sebagai pengganti energi yang dikeluarkan saat melahirkan. Selain itu, buah kurma juga mengandung zat kalsium, zat besi, fosforus yang cukup tinggi dan sangat diperlukan tubuh, sedikit zat asam, vitamin A dan B--yang dapat melindungi tubuh dari penyakit pelagra--protein dan lemak. Kandungan yang begitu kaya itu menjadikan buah kurma sebagai bahan makanan yang sempurna. Sedangkan delima, isi atau perasannya mengandung asam sitrat dengan kadar yang sangat tinggi--jika dibandingkan dengan jenis buah-buahan lainnya--yang, ketika terjadi pembakaran, sangat membantu mengurangi keasaman urine dan darah yang pada gilirannya dapat mencegah penyakit encok atau sengal pada tubuh. Asam sitrat itu yang terkandung dalam buah delima juga dapat membantu membentuk sebagian batu ginjal. Perasan buah delima ini juga mengandung kadar gula yang cukup, sekitar 11%, untuk mempermudah pembakaran dan menghasilkan energi. Selain itu, kulit buah delima juga mempunyai kegunaan karena mengandung astringen yang dapat melindungi perut dari mencret, di samping dapat dimanfaatkan untuk membasmi cacing pita. ] - Interpretation of ( Ar-Rahman 68 )

[ فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ ] - الرحمن 68

#30

Interpretation of ( Al-Mutaffifin 3 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[83 ~ AL-MUTHAFFIFIN (ORANG-ORANG YANG CURANG) Pendahuluan: Makkiyyah, 36 ayat ~ Surat al-Muthaffifîn dibuka dengan beberapa ayat yang berisi ancaman sangat keras terhadap orang-orang yang melakukan kecurangan dalam bermuamalat, secara khusus dalam soal timbang- menimbang. Kecurangan itu digambarkan dalam sekelompok orang yang cenderung minta dilebihkan takarannya demi keuntungan pribadi tetapi mengurangi jumlah yang semestinya saat menimbang untuk orang lain. Surat ini mengancam orang-orang yang melakukan hal tersebut bahwa hari pembangkitan dan perhitungan pasti akan terjadi. Selain itu, surat ini juga menegaskan bahwa perbuatan mereka itu tercatat dalam sebuah buku. Hanya orang-orang zalim, bergelimang dosa dan terhalang dari Tuhannya yang berani mendustakan catatan buku itu. Tempat kembali mereka, kelak, adalah nereka Jahanam. Pembicaraan kemudian dialihkan kepada ihwal kalangan manusia yang berbakti kepada Allah dengan memberikan keterangan mengenai apa yang telah mereka lakukan. Disebutkan, misalnya, berbagai kenikmatan yang bakal mereka rasakan dan, sekaligus, ciri-ciri mereka. Disebutkan pula sebuah perbuatan yang mereka perlombakan. Ayat-ayat selanjutnya menggambarkan apa yang dilakukan oleh orang-orang kafir yang jahat terhadap orang-orang Mukmin ketika mereka melihat orang-orang Mukmin atau ketika orang-orang Mukmin itu berlalu di hadapan mereka. Akhirnya, surat ini ditutup dengan janji bahwa orang-orang beriman akan diperlakukan secara adil di hari kiamat. Mereka akan ditempatkan di dalam kehidupan yang penuh kesenangan. Mereka akan memandangi dan mentertawakan orang-orang kafir dari atas dipan-dipan yang indah. Sementara orang-orang kafir itu akan mendapatkan balasan buruk yang setimpal dengan perbuatan mereka di dunia.]] Kehancuranlah bagi orang-orang yang berbuat curang. Yaitu orang-orang yang kalau menerima timbangan dari orang lain selalu meminta ukuran yang pas atau cenderung minta dilebihkan. Akan tetapi, jika menimbang untuk orang lain, mereka berbuat curang sehingga dapat merugikan hak orang lain yang semestinya dipenuhi. ] - Interpretation of ( Al-Mutaffifin 3 )

[ وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ ] - المطففين 3